Metode Perhitungan Inventory (FIFO, LIFO, FEFO, dan Average Cost)

Metode Perhitungan Inventory (FIFO, LIFO, FEFO, Dan Average Cost)

Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang semakin maju dan semakin berkembangnya kompetisi antar perusahaan mengakibatkan banyak permasalahan yang harus dihadapi oleh masing-masing perusahaan. Bahkan, beberapa masalah sangat sulit untuk dipecahkan. Misalnya dalam persediaan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual, ada kemungkinan barang tersebut sulit terjual karena masalah kurang diminati oleh target pasarnya.

Perusahaan dagang maupun perusahaan industri pada umumnya mempunyai persediaan jenis, jumlah, dan yang saling berbeda. Bagi perusahaan industri, persediaan bisa berupa bahan baku, bahan pembantu, dan barang dalam proses menjadi barang jadi. Sedangkan pada perusahaan dagang, persediaan yang ada biasanya berupa persediaan barang yang siap dijual tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Pada umumnya, hampir semua perusahaan memiliki persediaan yang berupa harta milik dengan nilai cukup besar. Atau bahkan terbesar jika dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. 

Persediaan (Inventory) Tercantum Dalam Neraca & Laporan Perusahaan

Persediaan (Inventory) Tercantum Dalam Neraca & Laporan Perusahaan
source : www.freepik.com

Persediaan juga menjadi bagian aset perusahaan yang harus segera tersedia agar perusahaan bisa beroperasi secara layak sebagaimana mestinya. Umumnya, persediaan akan disajikan dalam neraca, sehingga dapat mempengaruhi perhitungan laba rugi. Persediaan barang yang tercantum pada neraca berguna sebagai informasi atas nilai barang yang dijual pada tanggal neraca berjalan. Adapun persediaan yang sudah dibebankan sebagai penentu biaya harga pokok penjualan akan dicantumkan dalam laporan laba rugi perusahaan. Perusahaan akan memperoleh hasil yang maksimal dari penjualan persediaan jika nilai persediaan barang yang dicatat sebesar nilai realisasi bersih. 

Untuk mendapatkannya, maka perusahaan harus melakukan penilaian terhadap persediaan yang dimiliki. Selain itu, setiap perusahaan harus melakukan pengawasan atas persediaan yang ada karena kegiatan ini sangat menentukan tercapainya tingkat efisiensi biaya dalam persediaan. Caranya dengan memilih suatu metode penilaian dan pencatatan persediaan yang memadai. Maka itu, keberadaan persediaan harus tercantum dalam perencanaan, pengelolaan, dan diberikan pengawasan yang baik agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan persediaan. Aktivitas perusahaan akan terganggu jika terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan. 

Pasokan Persediaan Harus Seimbang

Pasokan Persediaan Harus Seimbang
source : www.freepik.com

Perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan yang baik sangat penting agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan dalam pasokan persediaan barang. Dalam konsep perdagangan, usaha akan dianggap ideal jika persediaan yang ada cukup untuk melayani permintaan pelanggan atau untuk keperluan produksi. Dengan demikian, perusahaan bisa mempertahankan kelangsungan usaha dengan memaksimalkan persediaan yang dimiliki. Pada perusahaan dagang, jika terjadi kekurangan persediaan barang dagang, maka akan mengakibatkan kegiatan utama perusahaan terhambat. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan persediaan maka akan menyebabkan penumpukan persediaan dan akan menyebabkan persediaan rusak dan menurun kualitasnya. 

Baca juga : Cara Mengelola Stok Barang Di Gudang Dengan Mudah

Akuntansi mempunyai peranan yang penting dan ikut ambil bagian dalam metode pencatatan maupun penilaian terhadap persediaan perusahaan. Pada umumnya, tidak semua persediaan dibeli atau diproduksi dalam periode akuntansi yang sama dan tidak pula dijual dalam periode yang sama. Karena itu, kemungkinan timbulnya masalah-masalah dalam akuntansi yang berkaitan dengan persediaan bisa saja dialami oleh perusahaan. Persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan harus dapat dipisahkan berdasarkan biaya harga pokok penjualan.

Nilai persediaan kemudian akan dicantumkan dalam laporan laba rugi dan yang belum terjual untuk nilai persediaan akhir dalam laporan posisi keuangan. Pencatatan atas penilaian persediaan akan mempengaruhi laporan keuangan yang berupa laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan untuk tahun berjalan maupun tahun berikutnya.

Definisi Persediaan (Inventory)

Definisi Persediaan (Inventory)
source : www.freepik.com

Para ahli mendefinisikan persediaan dengan berbagai macam pengungkapan yang berbeda, namun tetap merujuk pada satu makna yang sama. Menurut penulis, Baridwan (2000) persediaan (inventory) didefinisikan sebagai pos-pos aktiva yang dimiliki perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau segala bentuk barang yang akan digunakan dan dikonsumsi dalam aktivitas produksi barang yang akan dijual. Sementara, versi author, Sofyan Assauri (2005), persediaan atau inventory merupakan aktiva lancar milik perusahan yang meliputi segala barang yang siap untuk dijual dalam suatu periode usaha normal.  Persediaan juga bisa berupa barang-barang yang masih dalam proses produksi maupun persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam suatu proses produksi. 

Dari penjelasan penulis lain, bernama R. Agus Sartono (2010), inventory atau persediaan merupakan salah satu bentuk aktiva lancar milik perusahaan yang jumlahnya sangat besar. Persediaan sangat mudah dipahami karena menjadi faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. Tapi, jika persediaan juga bisa berupa barang-barang atau bahan yang masih tersisa pada tanggal neraca, barang-barang yang akan segera dijual, dam barang-barang yang digunakan dalam proses produksi dalam periode normal perusahaan.

Menurut, seorang penulis lain bernama Kasmir (2008), inventory atau persediaan adalah sejumlah barang milik perusahaan yang disimpan suatu tempat seperti gudang yang berguna untuk cadangan dalam proses produksi dan barang-barang yang siap digunakan dalam penjualan. Barang-barang tersebut bisa berupa barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi maupun persediaan bahan baku yang belum digunakan untuk proses produksi. 

Baca juga : Aplikasi Stok Barang : Solusi Mudah Membuat Berbagai Jenis Laporan Stok Barang

Dari beberapa definisi inventory menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan pengertian inventory atau persediaan yaitu segala jenis aktiva yang dimiliki perusahaan sampai tanggal neraca dan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.

Jenis-Jenis Persediaan (Inventory)

Sebenarnya, wujud dari persediaan (inventory) ada berbagai macam jenis. Namun, jika ditinjau dari material (cost) perusahaan dagang maupun industri, maka persediaan dapat dikelompokan menjadi 4 jenis utama, yaitu : 

  • Persediaan bahan baku (raw material) untuk diproses lebih lanjut dalam proses produksi.
  • Persediaan barang dalam proses (work in process/good in process) yaitu barang baku yang sedang dalam tahap produksi. 
  • Persediaan bahan pembantu (factory/manufacturing supplies) untuk bahan tambahan dalam proses produksi dan tidak memberikan manfaat secara langsung. 
  • Persediaan barang dagang (merchandise inventory) yang bisa langsung diperdagangkan kepada konsumen akhir tanpa harus mengalami proses pengolahan lanjutan.

Jadi, persediaan atau inventory yang dimiliki oleh perusahaan berbeda-beda tergantung pada sifat dan jenisnya. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan bisa terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi, dan persediaan bahan pembantu. Sedangkan untuk usaha dagang, persediaan lebih banyak dalam bentuk barang dagang yang sudah jadi tanpa ada proses pengolahan kembali.

Metode Perhitungan atau Penilaian Inventory

Baik perusahaan industri maupun perusahaan dagang membutuhkan strategi yang sistematis dalam mengelola bisnis baik, termasuk strategi dalam mengelola stok/persediaan barang atau inventory. Dalam mengelola persediaan, perusahaan sangat membutuhkan ketelitian untuk mengetahui masa expired atau ketahanan pada suatu produk. Masa expired tersebut sangat penting karena jika suatu produk disimpan terlalu lama dan melewati masa expired maka produk akan rusak, tidak layak konsumsi, dan tidak dapat bisa dipakai lagi. Jika keadaan ini terjadi, maka dipastikan akan menimbulkan kerugian pada perusahaan.

Secara umum, pencatatan persediaan bisa dilakukan dengan dua sistem pencatatan, yaitu sistem periodik dan sistem perpetual. Kedua sistem digunakan dengan menyesuaikan jenis usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan.

Di dalam pencatatan persediaan pada periode berjalan, perusahaan harus menentukan biaya masuk dan keluar (biaya persediaan) dari adanya persediaan tersebut. Metode untuk menentukan nilai persediaan yang bisa digunakan oleh perusahaan antara lain metode LIFO, metode FIFO, metode Average Cost, dan metode FEFO. Metode-metode merupakan metode perhitungan dan penilaian inventory yang sering digunakan. Selain itu, ada juga metode identifikasi khusus. Berikut ini, ulasan mengenai metode-metode tersebut.

Baca juga : Peran Distributor Dalam Strategi Bisnis Distribusi

1. Metode LIFO (Last In First Out)
Screenshot 4 2
source : unsplash.com

Metode LIFO (Last In First Out) merupakan metode perhitungan inventory yang digunakan ketika persediaan yang terakhir masuk akan dikeluarkan atau dijual terlebih dahulu. Dengan demikian, ada kemungkinan pada akhirnya persediaan yang pertama kali masuk akan dikeluarkan atau dijual di kemudian hari. Jadi, teknik dalam perhitungan persediaan yang pertama kali harus dilakukan adalah dengan mencatat persediaan yang terakhir kali masuk. Penggunaan metode LIFO bertujuan untuk memudahkan proses penataan barang yang lebih baik dalam proses pemasukan maupun pengambilan persediaan.

Dengan menggunakan metode LIFO, perusahaan bisa lebih menghemat pajak ketika terjadi inflasi karena laba yang dihasilkan cenderung lebih kecil. Selain itu, perusahaan tidak akan terpengaruh oleh adanya laba/rugi fluktuasi harga yang terjadi, khususnya pada laba operasi. Tetapi, penggunaan metode ini terbilang lebih rumit dibanding metode lainnya. Selain itu, biaya pembukuannya lebih mahal dan laba/rugi yang dihasilkan cenderung lebih rendah. 

Metode LIFO banyak diaplikasikan pada toko baju, pakaian, atau kelengkapan fashion. Toko-toko tersebut akan mengeluarkan terlebih produk dengan tren model terbaru yang terakhir masuk. Produk dikeluarkan terlebih dahulu agar lebih maksimal menarik minat konsumen. Jika toko tersebut mengeluarkan produk yang pertama kali masuk, maka kemungkinan produk tersebut sudah tidak lagi sesuai dengan selera dan trend. Maka, toko memutuskan untuk menyimpan terlebih dahulu produk yang pertama kali masuk untuk dikeluarkan di kemudian hari. 

Baca juga : Panduan Manajemen Gudang Agar Berfungsi Secara Optimal

Keunggulan dari metode LIFO yaitu mudah dalam membandingkan cost saat ini dengan pendapatan sekarang, kenaikan harga barang sangat konservatif, laba operasional tidak dipengaruhi oleh untung/rugi dari fluktuasi harga, dan lebih menghemat pajak. Adapun kekurangan dari metode ini yaitu sangat bertolak belakang dengan aliran fisik persediaan yang sesungguhnya. Selain itu, biaya pembukuan bisa menjadi sangat mahal karena kerumitan metode ini. Kerugian lainnya adalah laba/rugi yang dihasilkan lebih rendah.

2. Metode FIFO
Screenshot 5 2
source : unsplash.com

Metode FIFO (First In First Out) merupakan metode perhitungan atau penilaian persediaan yang pertama kali masuk akan dijual/dikeluarkan terlebih dahulu. Dengan demikian, persediaan yang terakhir masuk akan dijual kemudian hari. Jadi, metode ini dilakukan dengan mencatat persediaan yang pertama kali masuk. Nilai persediaan yang disajikan dalam laporan yang menggunakan metode FIFO didasarkan atas nilai persediaan yang terbaru.

Alasan penggunaan metode FIFO dalam pencatatan persediaan barang dagangan adalah untuk meminimalkan risiko kerugian yang mungkin terjadi karena adanya masa kadaluarsa pada barang dagang yang tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama, dengan mengeluarkan stok barang yang lebih lama terlebih dahulu.

Penggunaan metode perhitungan FIFO sangat penting dan menguntungkan perusahaan karena bisa mengantisipasi setiap persediaan agar tidak tersimpan terlalu lama. Dengan demikian, persediaan akan lebih aman dan tidak terhindar dari masa kadaluarsa/ expired. Metode FIFO memiliki banyak keunggulan bagi perusahaan. Misalnya, perusahaan bisa menghasilkan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang rendah, menghasilkan laba kotor yang tinggi, dan bisa menghasilkan persediaan akhir yang lebih tinggi pula. Namun, penggunaan metode FIFO memiliki kekurangan dalam segi perpajakan, karena bisa menghasilkan kewajiban pajak yang besar. Selain itu, metode ini berdampak pada laba yang dihasilkan menjadi tidak terlalu akurat.

Baca juga : Cara Efektif Meningkatkan Penjualan Dengan Promosi Ala Milenial

Contoh penerapan metode FIFO banyak dijumpai di warung, minimarket, atau supermarket. Persediaan yang dikeluarkan terlebih dahulu adalah produk-produk berupa makanan kemasan, minuman instan, peralatan mandi, atau kosmetik. Produk-produk tersebut yang pertama kali masuk akan dijual lebih dahulu, sedangkan produk-produk yang terakhir kali masuk akan disimpan di dalam gudang untuk dikeluarkan di kemudian hari.

contoh perhitungan metode FIFO :

Misalnya pada tanggal 1 Januari 2023, sebuah toko memiliki 100 unit produk A dengan harga pembelian sebesar Rp10.000 per unit. Pada tanggal 10 Januari 2023, toko membeli tambahan 200 unit produk A dengan harga pembelian sebesar Rp12.000 per unit. Pada tanggal 15 Januari 2023, toko menjual 150 unit produk A.

Berdasarkan Rumus FIFO, harga pokok barang yang terjual adalah sebagai berikut:

Harga pokok barang yang masih tersedia pada awal periode:

  1. 100 unit x Rp10.000 = Rp1.000.000
  2. Harga pokok barang yang baru dibeli:
    200 unit x Rp12.000 = Rp2.400.000
  3. Jumlah barang yang tersedia untuk dijual pada periode tersebut:
    100 unit (sisa barang dari periode sebelumnya) + 200 unit (barang baru) = 300 unit
  4. Harga pokok barang per unit untuk periode tersebut:
    (Rp1.000.000 + Rp2.400.000) / 300 unit = Rp11.333,33 per unit
  5. Harga pokok barang yang terjual:
    150 unit x Rp11.333,33 = Rp1.700.000

Dengan demikian, harga pokok barang yang terjual sebesar Rp1.700.000 akan dikurangkan dari pendapatan penjualan untuk menghitung laba kotor toko.

3. Metode Average Cost
Screenshot 6 2
source : unsplash.com

Metode Average Cost atau metode rata-rata tertimbang merupakan metode perhitungan inventory dengan konsep persediaan yang akan keluar dicatat berdasarkan harga rata-rata barangnya. Untuk mendapatkan harga pokok average cost bisa dihitung dengan cara menjumlahkan saldo awal persediaan yang akan dijual atau persediaan ditambah dengan keseluruhan total pembelian persediaan yang kemudian dibagi dengan total kuantitas persediaan yang dibeli lalu ditambah dengan kuantitas saldo awal persediaan.

Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa seluruh persediaan akan bercampur sehingga mustahil untuk menentukan barang yang terjual lebih dulu dan persediaan yang harus tersimpan. Penetapan harga persediaan terjual didasarkan atas harga rata-rata yang dibayarkan untuk persediaan tersebut dan ditimbang menurut jumlah persediaan yang dibeli.

Salah satu metode pengendalian persediaan barang yang didasarkan pada perhitungan nilai rata-rata barang yang tersedia di gudang atau toko pada suatu periode tertentu disebut dengan Inventory card. Inventory card metode average digunakan untuk mencatat dan menghitung nilai rata-rata persediaan barang pada suatu periode waktu tertentu.

4. Metode FEFO

Metode FEFO (First Expired First Out) merupakan metode perhitungan dan penilaian persediaan (inventory) dengan mempertimbangkan masa kadaluarsa/expired. Pada metode ini, persediaan yang sudah mendekati masa expired harus lebih dulu dijual, tanpa mempertimbangkan persediaan tersebut lebih dulu atau belakangan masuk. 

Contoh penerapan metode FEFO paling sering dijumpai adalah toko ritel yang menjual menjual makanan dan minuman kemasan. Selain itu, metode FEFO juga biasa digunakan oleh usaha Apotek. Biasanya, produk dengan masa expired terpendek akan ditempatkan di posisi paling depan agar bisa diambil terlebih dahulu oleh konsumen yang membutuhkan barang. Untuk produk yang memiliki masa expired masih cukup lama, maka akan disimpan terlebih dahulu di dalam gudang. 

Baca juga : Mengenal Sistem Distribusi Yang Cepat Dan Efisien

5. Metode Identifikasi Khusus
Screenshot 7 2
source : unsplash.com

Selain keempat metode di atas, terdapat pula metode pengukuran dan penilaian persediaan yang disebut dengan  metode identifikasi khusus. Meskipun metode ini jarang digunakan, namun metode ini jauh lebih efektif bagi perusahaan yang memiliki persediaan yang dapat diidentifikasi dan pada saat penjualannya tidak dapat disubstitusikan. 

Persediaan yang dimiliki perusahaan, baik persediaan awal, pembelian, sampai persediaan akhir bisa diidentifikasi nilai perolehannya. Persediaan yang tidak bisa disubtitusikan penjualannya atau pemakaiannya bisa dilihat pada perusahaan dagang yang menjualkan mobil. Jika konsumen sudah menunjuk satu mobil yang disukai, maka mobil tersebut yang akan langsung dikeluarkan. Jadi, pada metode identifikasi khusus ini tidak terikat periode masukan dari persediaan seperti metode yang lainnya. Pada metode ini, nilai persediaan benar-benar sebesar harga perolehannya. 

Jadi, perusahaan tidak perlu melakukan perhitungan nilai persediaan dengan menggunakan nilai persediaan yang masuk. Harga Pokok Penjualan (HPP) pada metode identifikasi khusus memiliki nilai yang sama dengan peroleh nilai persediaan yang terjual. Namun, metode identifikasi khusus ini memiliki kelemahan, yaitu tidak cocok diaplikasikan bagi perusahaan yang memiliki jenis persediaan yang dapat disubstitusi dan memiliki volume transaksi yang cukup tinggi. 

Baca juga : 9 Teknik Promosi Penjualan Untuk Strategi Bisnis Distribusi B2B Menggunakan Instagram

Misalnya pada perusahaan yang menjualkan beras dengan jenis dan harga yang beragam. Pada saat pembelian yang terjadi selama satu periode, perusahaan membutuhkan banyak waktu untuk mengidentifikasi beras yang sesuai harga perolehan dan jumlah persediaannya. Jadi, metode perhitungan dan penilaian ini lebih cocok untuk persediaan yang tidak terlalu beragam dan memiliki harga yang cenderung sama. 

Tugas menghitung dan mengawasi persediaan atau stok barang yang didistribusikan perusahaan Anda, akan terasa lebih mudah dengan bantuan teknologi modern dan otomatis. Di sinilah, aplikasi SimpliDOTS hadir untuk menyederhanakan tugas tim pemasaran dan penjualan agar kinerja mereka lebih maksimal. 

Fitur SimpliDOTS tersedia lengkap dan sesuai kebutuhan industri distribusi dengan teknologi berbasis Cloud yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja melalui smartphone, tablet, maupun laptop. Mau tau info lebih lanjut tentang fitur atau keunggulan SimpliDOTS, silahkan buktikan sendiri dengan klik link berikut, ya!

Bagikan Artikel ini via

Artikel Terkait