Memastikan Kualitas Produk dengan Cold Chain Logistics Indonesia yang Efektif

Memastikan Kualitas Produk dengan Cold Chain yang Efektif 1

Logistik cold-chain (rantai dingin) memainkan peran penting dalam menjaga kualitas dan integritas produk yang sensitif terhadap suhu, mulai dari penyimpanan hingga distribusi. Hal ini menjadi sangat relevan di Indonesia, di mana upaya yang dipimpin oleh Badan Ketahanan Pangan (Bapanas) sedang meningkatkan logistik pangan melalui teknologi Cold Chain  yang canggih.

Menurut Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, implementasi infrastruktur rantai dingin sangat penting dalam memperpanjang umur simpan produk pangan, sehingga menstabilkan harga dan memastikan ketersediaannya di seluruh wilayah. 

Pada seminar terbaru mengenai keandalan logistik pangan di mei 2024, Adi menekankan pentingnya teknologi ini, dengan menyoroti inisiatif untuk mendirikan fasilitas rantai dingin di lokasi strategis di seluruh negeri.

Sejak tahun 2022, Bapanas telah berperan dalam penyebaran 30 fasilitas penyimpanan rantai dingin di 12 provinsi, dengan rencana untuk memperluas jaringan ini lebih lanjut dalam tahun mendatang. Pendekatan proaktif ini bertujuan untuk memperkuat keamanan pangan dengan menjaga kesegaran dan keamanan produk-produk yang mudah rusak dari pusat produksi hingga meja konsumen.

Disisi lain, Konsumen semakin sadar akan pentingnya kualitas dan keamanan produk, mendorong pelaku bisnis, terutama di industri pangan dan farmasi, untuk meningkatkan standar dalam pengelolaan rantai pasokan. Salah satu kunci untuk mencapai hal ini adalah dengan menerapkan rantai dingin (cold chain) yang efektif..

Dengan penerapan rantai dingin yang efektif, bisnis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, membangun reputasi, dan memaksimalkan keuntungan. 

Baca Juga: Mudahkan Distribusi dengan Aplikasi Logistik

Pengertian Cold Chain

Pengertian Cold Chain

Cold chain, atau rantai dingin, merupakan sistem logistik terkontrol yang dirancang khusus untuk menjaga kualitas produk yang sensitif terhadap perubahan suhu.

Sistem ini memastikan produk-produk seperti makanan beku, obat-obatan, vaksin, bahan kimia, dan barang mudah rusak lainnya terjaga dalam kondisi optimal sepanjang penyimpanan, transportasi, dan distribusi.

Tujuan utama cold chain adalah menjaga suhu produk tetap stabil sesuai dengan kebutuhannya, baik dalam keadaan dingin maupun beku. Hal ini penting untuk memperpanjang masa simpan.

Tujuan cold chain ini sering dengan berkembangnya menjadi sistem logistik yang tak tergantikan, bahkan akan sangat penting untuk memajukan infrastruktur yang menopang kehidupan kita sehari-hari. di kemudian hari. 

Driven Base menunjukkan proyeksi pertumbuhan Proyeksi pasar Cold Chain global menunjukkan pertumbuhan yang substansial, meningkat dari $242,39 miliar pada tahun 2021 menjadi sekitar $647,47 miliar pada tahun 2028.

Di Indonesia sendiri, cold chain semakin diperhatikan. Hal ini terlihat dari upaya Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) untuk meningkatkan penguatan ekosistem pangan nasional melalui distribusi logistic. 

Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan NFA, Rachmi Widiriani, menyebutkan bahwa cold chain menjadi kunci untuk memperpanjang umur simpan sekaligus menyelamatkan petani demi menghindari kejatuhan harga. Komoditas pangan seperti cabai, daging ayam, dan ikan yang memiliki masa simpan pendek memerlukan cold storage agar masa simpannya dapat lebih panjang.

Mengapa Cold Chain Penting dalam Pengiriman?

Cold chain sangat penting dalam pengiriman karena membantu mencegah kerusakan atau degradasi produk yang disebabkan oleh suhu yang tidak sesuai. Hal ini sangat krusial terutama dalam industri farmasi dan pangan, dimana kualitas dan efektivitas produk harus dijaga dengan ketat.

Sebagai contoh, sebuah penelitian mengenai manajemen pasca panen buah dan sayuran menunjukkan bahwa kualitas buah dan sayuran tidak dapat ditingkatkan setelah dipanen. 

Proses degradasi dimulai segera setelah panen, menyebabkan perubahan biokimia yang terus berlangsung . Hal tersebut menjadi isu besar, karena selain produk yang terbuang, sumber daya manusia, usaha, investasi, serta sumber daya seperti ruang, air, dan energi juga terbuang.

Dalam hal ini, Cold chain membantu mengoptimalkan rantai pasokan dengan menjaga produk dalam kondisi optimal, mengurangi pemborosan dan kerugian. Dengan suhu yang terkendali, penggunaan sumber daya dapat dioptimalkan. 

Adapun pentingnya dalam proses distribusi dapat kita lihat dari laporan UNICEF, dimana pada tahun 2021 dan sepanjang tahun 2022  Indonesia telah menerima total 5,4 juta vaksin.  Upaya vaksinasi di 34 provinsi pun terlaksana dengan baik berkat freezer.

Selain vaksin, penggunaan cold chain untuk makanan selama pandemi juga menunjukkan peningkatan. Menurut laporan “Industri Cold Chain Nasional 2021” yang diterbitkan oleh Hasanuddin Yasni, pemesanan online makanan beku mengalami peningkatan signifikan selama pandemi. 

Sebelum pandemi, pemesanan online hanya menyumbang 5-8% dari total transaksi pembelian makanan beku, namun naik menjadi 24% pada tahun 2020 dan 29% pada tahun 2021. 

Peningkatan ini disebabkan oleh pembatasan aktivitas manusia selama pandemi, serta meningkatnya kesadaran akan keamanan produk segar yang terdistribusi dan tersimpan pada suhu yang terkontrol, ditambah dengan gaya hidup dan urbanisasi kelompok milenial.

Jadi, dari data yang dilihat, penggunaan cold chain dalam pengiriman sangat penting untuk mengoptimalkan efisiensi dan menjaga kualitas produk sensitif terhadap suhu, mengurangi pemborosan, dan menghemat sumber daya.

Proses Cold Chain

gambar proses chold chain distribusi
Tabel Proses Cold Chain

Tahapan-tahapan berikut ini menunjukkan pentingnya sistem cold chain dalam distribusi makanan segar. 

Pre-cooling

 

Pre-cooling adalah langkah awal dalam sistem cold chain untuk distribusi makanan segar. Fungsinya adalah untuk menurunkan suhu makanan yang baru dipanen atau diproduksi secara cepat sebelum memasuki penyimpanan berpendingin.

Proses ini membantu mengurangi pematangan yang tidak diinginkan, menghentikan pertumbuhan bakteri berbahaya, dan menjaga kualitas serta kesegaran makanan sepanjang rantai distribusi. 

Pengemasan Makanan yang Tepat

gambar pengemasan makanan yang tepat

Pengemasan yang tepat memainkan peran penting dalam sistem cold chain untuk distribusi makanan segar. Pengemasan melindungi makanan dari kerusakan fisik dan kontaminasi bakteri selama transportasi dan penyimpanan.

Pengemasan yang baik juga mempertahankan kualitas produk—rasa, aroma, dan nilai gizi—serta memastikan kesegaran saat tiba di konsumen. Selain itu, pengemasan yang tepat meminimalkan risiko kontaminasi silang antar makanan, sehingga menjamin keamanan konsumen.

Transportasi Berpendingin

Transportasi berpendingin merupakan komponen penting dalam sistem cold chain untuk distribusi makanan segar. Tujuannya adalah untuk menjaga suhu yang stabil dan optimal sepanjang perjalanan dari produsen ke konsumen.

Kendaraan berpendingin yang dilengkapi dengan sistem pendingin mencegah makanan rusak atau mengalami kerusakan akibat panas, sehingga memastikan kualitas dan keamanan makanan, mengurangi risiko kontaminasi, serta memenuhi standar keamanan pangan yang ketat.

Cold Storage

gambar cold storage

Fasilitas cold storage memainkan peran kunci dalam sistem cold chain untuk distribusi makanan segar. Fungsinya adalah untuk menjaga suhu dan tingkat kelembaban yang stabil dan sesuai untuk menyimpan makanan segar.

Dilengkapi dengan sistem pendingin, fasilitas ini mencegah makanan rusak akibat suhu yang tidak memadai. Tujuan cold storage adalah untuk mempertahankan kualitas dan kesegaran makanan selama penyimpanan. 

Distribusi dengan Suhu Terkendali

distribusi dengan suhu yang terkendali

Distribusi dengan suhu terkendali adalah tahap penting dalam sistem cold chain untuk distribusi makanan segar. Fungsinya adalah untuk memastikan makanan tetap pada suhu yang sesuai sepanjang perjalanan dari produsen ke konsumen akhir.

Proses ini menggunakan kendaraan berpendingin dengan sistem kontrol suhu yang presisi untuk mempertahankan kualitas, kesegaran, dan keamanan makanan selama distribusi, sehingga konsumen dapat menikmati produk berkualitas tinggi dengan percaya diri.

Pemantauan dan Pengawasan Suhu Real-time

Tahap akhir melibatkan pemantauan dan pengawasan suhu secara real-time sepanjang proses distribusi. Fungsinya adalah untuk terus memantau suhu makanan menggunakan teknologi canggih seperti sensor suhu dan perangkat pemantauan online.

Tujuannya adalah untuk memastikan makanan tetap dalam rentang suhu yang aman dan optimal, memberikan pemberitahuan segera jika terjadi fluktuasi atau perubahan suhu yang tidak diinginkan. 

Resiko Cold Chain yang Tidak Efektif

Cold chain yang tidak efektif dapat membawa dampak serius pada produk yang sensitif terhadap suhu. Oleh karena itu, pengelolaan cold chain yang efektif sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanan produk. Contohnya untuk vaksin, di mana penyimpanan yang tidak sesuai dengan standar dapat mengakibatkan hilangnya efektivitas vaksin.

Menurut dr. Alvin Nursalim, Sp.PD, ketika penyimpanan vaksin tidak sesuai dengan standar dan kebutuhan vaksin itu sendiri, yang paling ditakutkan adalah efektivitasnya yang menjadi  hilang. Meski vaksin tidak akan berubah menjadi racun, namun penyimpanan yang tidak tepat tetap harus dihindari untuk memastikan efektivitasnya.

Ada pengaturan yang harus diikuti untuk masing-masing vaksin. Sebagai contoh, vaksin Sinovac harus disimpan dalam suhu 2-8 derajat Celcius, sedangkan vaksin Pfizer harus disimpan dalam suhu -70 derajat Celcius. Variasi ini menunjukkan betapa pentingnya cold chain yang efektif untuk menjaga kualitas dan keamanan vaksin.

Untuk mengirimkan produk vaksin atau makanan dan minuman kepada konsumen dengan kualitas yang diinginkan, rantai dingin memang harus diperhatikan agar tidak meningkatkan risiko cold chain yang tidak efektif, karena dapat menimbulkan masalah dalam hal keamanan pangan. 

Laporan Indeks Limbah Pangan UNEP (2021) menunjukkan bahwa 17 persen makanan kita terbuang di ritel dan oleh konsumen, terutama di rumah tangga. Menurut perkiraan FAO, makanan yang hilang dan terbuang tersebut dapat memberi makan 1,26 miliar orang yang kelaparan setiap tahun. 

Buah dan sayuran (40-50%) adalah di antara bahan makanan yang paling banyak terbuang di dunia, diikuti oleh ikan (35%), sereal (30%), serta produk daging dan susu (20%). Persentasi tersebut menunjukkan bahwa cold chain yang tidak efektif dalam industri logistik membawa dampak yang buruk. 

Tips Mengoptimalkan Cold Chain Logistics

Berikut adalah beberapa tips untuk mengoptimalkan cold chain logistics:

  • Pantau Suhu: Gunakan teknologi untuk memantau suhu, kelembaban, dan pergerakan muatan secara real-time. Ini dapat membantu mencegah fluktuasi suhu dan memastikan produk tetap dalam kondisi ideal selama pengiriman.
  • Merencanakan Rute dengan Efisien: Gunakan alat optimasi rute untuk membuat rute secara otomatis dan melakukan pengiriman ganda sekaligus.
  • Jadwalkan Pengiriman: Gunakan sistem seperti tanggal placeholder atau tanggal target untuk memastikan pengiriman tiba tepat waktu.
  • Pelatihan Personel: Berikan pelatihan dan sertifikasi untuk semua personel yang terlibat dalam proses cold chain logistics, termasuk mereka yang berada dalam peran pendukung.
  • Gunakan Metode Pengemasan: Gunakan metode pengemasan seperti gel packs, dry ice, nitrogen cair, atau pelat eutektik untuk membantu menjaga produk pada suhu yang tepat.
  • Analisis Data: Anda dapat mengevaluasi kinerja pengemasan berdasarkan berbagai faktor, seperti rentang suhu, moda transportasi, dan lainnya. Ini dapat membantu produsen menyederhanakan proses kualifikasi pengemasan mereka.

Selain tips di atas, meningkatkan keoptimalan Cold Chain Logistics juga perlu melihat tren terkini. Tren Industri cold chain di tahun 2021 mulai menggeliat dan dapat tumbuh signifikan secara tahunan walau belum dapat kembali seperti di tahun-tahun sebelum pandemi.

Hasanudin Yasni, Ketua Umum ARPI menjabarkan instalasi gudang berpendingin (temperature control storage) naik tipis sebesar 9% dari tahun sebelumnya menjadi 107.500 ribu ton yang ditopang oleh para pemain menengah atas (mid-up 3PL).

Baca Juga: Distribusi Tidak Langsung: Meningkatkan Efisiensi Distribusi Produk Anda

Meningkatkan Efisiensi dan Kualitas dengan Cold Chain yang Tepat

Dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap kualitas dan keamanan produk, penerapan cold chain yang efektif menjadi semakin penting. Cold chain membantu menjaga suhu yang stabil dan memastikan produk tetap dalam kondisi optimal dari produsen hingga konsumen akhir.

Cold chain yang efektif bukan hanya tentang menjaga produk tetap dingin, tetapi juga tentang mengoptimalkan seluruh rantai pasokan untuk efisiensi dan kualitas yang lebih baik.

Maksimalkan produktivitas tim dengan alur kerja transparan serta meminimalkan biaya distribusi dengan Distribution Management System SimpliDOTS. Jangan ragu untuk melakukan konsultasi gratis dengan kami untuk memulai langkah menuju efisiensi yang lebih tinggi untuk cold chain logistics Anda!

Sources:

https://badanpangan.go.id/blog/post/nfa-implementasikan-sarpras-cold-chain-dukung-kabupaten-tanah-datar-perkuat-masa-simpan-pangan-hasil-produksi-daerah

https://industri.kontan.co.id/news/mulai-menggeliat-instalasi-gudang-berpendingin-naik-9-sepanjang-2021

https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-umum/vaksin-jadi-beracun-saat-disimpan-sembaranganini-faktanya

https://www.frontiersin.org/journals/sustainable-food-systems/articles/10.3389/fsufs.2023.1250646/full

https://mile.app/id/blog/tahapan-sistem-cold-chain

https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus/freezer-bersuhu-sangat-rendah-dukung-pelaksanaan-vaksinasi-covid-19-di-indonesia

https://translate.google.com/translate?u=https://www.denso.com/global/en/driven-base/project/cold-chain/&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search

https://www.antaranews.com/berita/4097010/bapanas-perkuat-distribusi-pangan-lewat-penguatan-sarana-pendingin