Distribusi

7 Kesalahan Distribusi yang Sering Dilakukan Perusahaan

Di tengah ketatnya persaingan bisnis, teknologi dan internet muncul untuk membantu perusahaan menjangkau konsumen dan pasar yang lebih luas. Dibutuhkan tidak hanya strategi pemasaran, tetapi juga kegiatan distribusi yang efektif dan efisien memanfaatkan teknologi modern. Secara umum, kegiatan distribusi bisa diartikan sebagai aktivitas pemasaran yang mempermudah dan memperlancar sampainya produk dari produsen ke tangan konsumen. 

Kegiatan distribusi barang perusahaan berperan sangat penting di dalam perekonomian modern saat ini. Bahkan, jika ditinjau dari perkembangan teknologi informasi dan teknologi transportasi, maka bisa dipastikan saluran distribusi akan menjadi faktor penentu keberhasilan dalam memproduksi dan memasarkan produk.

Perusahaan harus sadar bahwa kegiatan distribusi tidak semudah yang dikira. Semakin berkembang suatu proses distribusi dalam suatu perusahaan, maka akan terjadi berbagai macam permasalahan yang timbul di dalam kegiatan distribusi tersebut. Dengan demikian, suatu perusahaan membutuhkan solusi yang tepat supaya bisa menangani permasalahan dalam proses keberlangsungan hidup usahanya. 

Jadi, bisa dibilang risiko bagi perusahaan untuk melakukan kesalahan dalam proses distribusi semakin besar saat ini. Kesalahan-kesalahan tersebut bahkan sebenarnya sangat sepele, namun memberikan dampak yang luar biasa pada seluruh sistem yang ada di dalam perusahaan tersebut. Berikut ini, beberapa kesalahan yang sering dilakukan dalam Distribusi.

Baca juga : Production Planning Dan Strategi Efektif Dalam Memanfaatkannya

1. Kesalahan Distribusi dalam Mempertimbangkan Pasar

source : www.freepik.com

Kesalahan pertama yang sering dilakukan dalam distribusi adalah kesalahan dalam mempertimbangkan pasar. Bagi perusahaan, saluran distribusi mendapat pengaruh cukup besar dari pola pembelian konsumen. Karena itu, keadaan pasar menjadi faktor penentu dalam memilih saluran distribusi tersebut. Kesalahan ini cenderung tidak disadari karena perusahaan secara umum lebih mengedepankan masalah ini dalam sistem marketing. Padahal, kegiatan dalam saluran distribusi hampir memegang seluruh pertimbangan pasar bagi perusahaan. 

  • Salah Menentukan Target Pasar

Beberapa bentuk kesalahan dalam mempertimbangkan pasar bisa dilihat dari menentukan target pasar, yaitu antara memilih pasar industri atau konsumen.  Seharusnya perusahaan bisa mempertimbangkan, jika target pasarnya berupa pasar industri, maka kecil kemungkinan untuk menggunakan pengecer dalam saluran distribusi. 

Namun, tidak jarang perusahaan yang memiliki target pasar industri masih menggunakan pengecer dalam saluran distribusinya. Sedangkan jika target pasarnya berupa konsumen, maka perusahaan bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas pengecer untuk saluran distribusinya. 

Baca juga : 9 Teknik Promosi Penjualan Untuk Strategi Bisnis Distribusi B2B Menggunakan Instagram

  • Salah Estimasi Jumlah Pelanggan Potensial

Kesalahan juga bisa terjadi karena ketidaktepatan dalam mengestimasi jumlah pembeli potensial. Kesalahan ini akan berdampak buruk bagi perusahaan karena akan mendapatkan konsumen yang relatif sedikit dalam pasar. 

  • Tidak Memperhatikan Selera Pasar

Konsentrasi pasar secara geografis juga menjadi faktor yang bisa saja perusahaan salah melakukan pertimbangan pasar. Misalnya, perusahaan tidak memperhatikan keberadaan konsentrasi pasar yang dijangkau seperti industri tekstil, industri kertas, dan lain sebagainya. Setiap konsentrasi pasar memiliki selera saluran distribusi sendiri, sehingga untuk daerah konsentrasi yang memiliki tingkat kepadatan yang berbeda tentunya memiliki model saluran distribusi yang berbeda pula. 

Kesalahan dalam mempertimbangan pasar bisa berdampak pada volume penjualan. Apalagi kesalahan pertimbangan pasar dari sudut pandang kebiasaan dalam pembelian

konsumen akhir. Maka itu, perusahaan tidak bisa sembarangan dalam membuat kebijakan dari analisis kebiasaan dan kemauan pembeli. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain kemauan konsumen untuk membelanjakan uangnya, ketertarikan pada pembelian dengan kredit, dan ketertarikan konsumen pada pelayanan perusahaan.

Baca juga : Distribusi Menjadi Masalah Besar Di Negara Kepulauan

2. Kesalahan Mempertimbangkan Produk

source : www.freepik.com

Produk merupakan wujud nyata dari ketertarikan konsumen yang bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan. Namun, tidak jarang perusahaan melakukan kesalahan dalam mempertimbangkan produk yang akan didistribusikan kepada konsumen akhir. Kesalah pertama yang paling sering terjadi adalah kesalahan dalam menilai unit. Idealnya, jika nilai unit barang yang dijual relatif rendah, maka perusahaan bisa memilih sistem saluran distribusi panjang. Begitu pula sebaliknya, jika nilai unit barang relatif tinggi, maka sistem saluran distribusi yang dipilih adalah distribusi pendek atau distribusi langsung.

Perusahaan juga cenderung mengabaikan pertimbangan dalam ongkos angkut saluran distribusi yang berhubungan dengan nilai barang secara keseluruhan. Dalam hal ini, perusahaan harus bisa mengukur besar dan berat barang yang telah diproduksi dan akan segera didistribusikan. Kesalah menentukan besar dan berat produk akan berdampak pada ketidaksesuaian yang jauh terhadap ketersediaan anggaran untuk saluran distribusi. Bisa jadi perusahaan harus menanggung anggaran yang lebih untuk aktivitas distribusi. 

Baca juga : Strategi Mendistribusikan Produk Baru Dan Memilih Strategi Yang Tepat

3. Kesalahan Bersifat Teknis

Tidak jarang dalam aktivitas produksi terjadi barang atau produk rusak. Kejadian ini tentu akan merugikan perusahaan, karena harus menyediakan produk baru sebagai gantinya. Kerusakan barang atau produk bisa disebabkan oleh masalah teknis dari setiap saluran distribusi yang terlibat. Baik saat proses penyaluran produk maupun penyimpanan produk. Maka dari itu, dalam saluran distribusi yang ada, perusahaan harus bisa memastikan fasilitas penyimpanan yang cukup baik sesuai produknya supaya produk tetap awet dan aman. 

Kesalahan yang bersifat teknis lainnya bisa terjadi karena masalah instalasi yang umumnya disalurkan secara langsung kepada pemakai industri. Maka dari itu, setiap perusahaan harus memiliki saluran distribusi yang dapat menerangkan berbagai masalah teknis mengenai penggunaan dan pemeliharaan produknya. Perusahaan harus memilih saluran distribusi yang dapat memberikan pelayanan, baik sebelum, maupun sesudah penjualan. Teknis dalam saluran distribusi harus memenuhi standar sehingga kondisi barang tetap terpelihara kualitasnya hingga barang tersebut sampai ke tangan konsumen. 

4. Tidak Mengukur Kemampuan Manajemen

source : www.freepik.com

Di dalam perusahaan terdapat manajemen saluran distribusi yang bertanggung jawab penuh terhadap penyaluran produk sampai ke tangan konsumen. Manajemen terlibat dalam hal strategi dan anggaran yang digunakan untuk aktivitas distribusi. Banyak perusahaan yang pada akhirnya mengeluarkan banyak anggaran untuk aktivitas distribusi, padahal saluran distribusi yang digunakan merupakan saluran distribusi pendek. Kondisi ini disebabkan karena kemampuan manajemen saluran distribusi yang tidak terukur.

Kelalain dari manajemen saluran distribusi bisa juga karena kurang pengawasan terhadap saluran distribusi. Pihak manajemen harus memberikan perhatian dan kebijakan yang tepat untuk saluran distribusi yang ada. Selain itu, perlu juga dilakukan pengawasan, meskipun hanya menggunakan sistem saluran distribusi pendek. Dengan demikian, segala aktivitas dalam saluran distribusi bisa terkendali dan tidak membuang banyak anggaran.

5. Sistem Manajemen Pergudangan Tidak Efektif

Dalam saluran distribusi, terdapat sistem manajemen pergudangan yang berguna untuk melancarkan aktivitas distribusi. Selain itu, sistem manajemen pergudangan juga berguna agar produk bisa lebih aman dan tahan lama. Perusahaan membutuhkan sistem manajemen pergudangan untuk persedian produk yang sewaktu-waktu akan diminta oleh konsumen. 

Sebagai unsur penting dalam saluran distribusi, adanya pergudangan juga sangat penting untuk fungsi pemasaran yang menyangkut soal penahanan barang. Fungsi ini sangat berkaitan dengan menyediakan kegunaan waktu. Pergudangan merupakan fasilitas penyimpanan sehingga memungkinkan produk siap tersedia, baik untuk para konsumen dan perantara dalam saluran distribusi. 

  • Kesalahan Pemilihan Lokasi Gudang

Dalam manajemen pergudangan, ada beberapa kesalahan yang mungkin terjadi, salah satunya yaitu kesalahan dalam memilih lokasi gudang. Pemilihan lokasi gudang harus mempertimbangkan kondisi geografis dan efektivitas waktu. Kesalah memilih lokasi akan menghambat produk sampai ke tangan konsumen tepat waktu. Jika demikian, maka konsumen akan merasa pelayanan yang diberikan tidak profesional. Selain itu, kesalahan memilih lokasi gudang juga bisa berdampak tinggi biaya administrasi dalam manajemen pergudangan, misalnya untuk transportasi. Semakin jauh lokasi gudang, maka biaya transportasi juga tentu akan lebih tinggi.

Untuk mengatasi masalah lokasi, sebaik perusahaan mempertimbangkan beberapa faktor seperti jenis barang yang disimpan, biaya transportasi untuk aktivitas distribusi, biaya sewa gudang, dan kondisi lingkungan sekitar gudang. 

  • Kesalahan Operasional Gudang

Kesalahan manajemen pergudangan juga bisa terjadi pada operasional gudang. Jika hal ini terjadi, maka perusahaan akan mendapatkan kerugian yang sangat besar. Operasional gudang meliputi segala kebutuhan anggaran yang tidak kecil jumlahnya. Maka dari itu, dalam sistem operasi gudang perusahaan harus bisa mempertimbangkan untuk menyewa gudang atau menggunakan gudang sendiri. Faktor lain yang tidak bisa dilewatkan adalah pemilihan fasilitas gudang, penempatan persediaan, penempatan peralatan, dan fungsi penyimpanan di dalam gudang itu sendiri. 

Baca juga : Peran Distributor dalam Strategi Bisnis Distribusi

6. Kesalahan Distribusi dalam Pengelolaan Transportasi Tidak Efisien

source : www.freepik.com

Salah satu faktor yang menentukan produk bisa kompetitif di pasar adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai permintaan, dan dalam kondisi yang baik. Kemampuan untuk mengelola jaringan distribusi merupakan komponen yang penting bagi setiap perusahaan sehingga dibutuhkan media berupa transportasi untuk menunjang kelancaran aktivitas distribusi.

Dalam aktivitas pendistribusian barang, transportasi memiliki banyak peranan penting dalam perencanaan dan penjadwalan. Transportasi juga memiliki fungsi untuk pengendalian beberapa aktivitas seperti ketersediaan moda, vendor, serta pemindahan persediaan produk masuk dan produk keluar dari gudang. Saluran distribusi terikat dengan pengelola transportasi dengan operasi cenderung terpisah. Saat ini, saluran distribusi dan transportasi merupakan bagian integral dari kegiatan supply chain dan memiliki peran strategis sebagai titik penyalur produk untuk menciptakan nilai tambah dan keuntungan bagi perusahaan. 

Namun, pengelolaan transportasi bisa saja tidak efisien sehingga perusahaan harus mengeluarkan anggaran yang lebih agar nilai dari barang yang telah diproduksi tetap terjaga. Selain itu, kecerobohan mengelola transportasi dalam distribusi bisa menghambat kelancaran aliran produk dalam saluran distribusi. Untuk menghindari hal tersebut, maka pihak manajemen saluran distribusi perusahaan harus bisa mengelola transportasi dengan benar-benar mempertimbangkan sejumlah fungsi dasar, misalnya melakukan segmentasi dan menentukan target service level. Perusahaan juga perlu menentukan mode transportasi yang akan digunakan. 

Manajemen saluran distribusi harus mampu melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman. Dengan demikian, penjadwalan dan penentuan rute pengiriman bisa memberikan pelayanan terbaik dan secara langsung memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Selain itu, pengelolaan transportasi akan membantu sistem manajemen pergudangan dalam menyimpan persediaan dan menangani pengembalian produk (return). Pemilihan moda transportasi juga harus mempertimbangkan kemampuan sebagai penyimpanan (storage) supaya produk yang sedang dalam perjalanan pendistribusian tetap terjaga kualitasnya. 

Baca juga : Mengenal Sistem Distribusi Yang Cepat Dan Efisien

7. Mata Rantai Saluran Distribusi Terlalu Panjang

source : www.freepik.com

Untuk menyalurkan produk agar bisa segera sampai kepada konsumen akhir, manajemen saluran distribusi perusahaan harus mengambil kebijakan untuk menetapkan tingkat mata rantai saluran yang akan ditempuh bagi produknya sampai kepada konsumen terakhir. 

Penetapan mata rantai saluran distribusi penting karena bisa mempengaruhi kelancaran penjualan, tingkat keuntungan, modal, risiko, dan lain sebagainya. Mata rantai saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan yang memproduksi barang umumnya menggunakan mata rantai saluran distribusi panjang, mata rantai saluran distribusi pendek, dan distribusi langsung. 

  • Contoh Distribusi Pendek/ Distribusi Langsung

Bagi perusahaan skala kecil bisa langsung menggunakan distribusi langsung atau setidaknya saluran distribusi pendek yang hanya melibatkan 2 distributor dalam saluran distribusinya, misalnya produk dari produsen disalurkan ke grosir, dari grosir ke pengecer, dan dari pengecer langsung ke konsumen akhir. 

  • Contoh Distribusi Panjang

Namun, akan lain ceritanya bagi perusahaan besar yang memiliki cabang di setiap wilayah. Apalagi untuk wilayah negara Indonesia yang berpulau-pulau. Perusahaan skala besar cenderung menggunakan mata rantai saluran distribusi panjang agar bisa memasarkan produknya ke seluruh Indonesia. Perusahaan bisa menetapkan beberapa pihak yang akan terlibat dalam mata rantai saluran distribusinya. Misalnya, perusahan menetapkan agen tunggal untuk penyaluran barang ke seluruh Indonesia. 

Agen tunggal akan menyalurkan barang ke Agen yang ada di setiap provinsi. Agen akan menyalurkan barang ke sub agen yang ada setiap kota atau kabupaten. Sub agen akan menyalurkan produk ke pihak grosir yang berada di wilayah-wilayah tertentu pada setiap kota/kabupaten. Dari grosir, barang akan disalurkan melalui pengecer atau retailer seperti warung, toko, swalayan, dan lain sebagainya. Pada tahap akhir, dari para pengecer dan retailer tersebut produk akan sampai ke tangan konsumen. 

Baca juga : Memulai Bisnis Distribusi, Yuk Persiapkan Hal Penting Ini

  • Dampak Saluran Distribusi Panjang

Contoh mata rantai saluran distribusi di atas cukup ideal untuk perusahaan skala besar. Namun, beberapa kesalahan cenderung terjadi, ketika dalam subjek dalam mata rantai dalam posisi yang sama harus saling menyalurkan barang. Misalnya, dari pengecer menyalurkan barang ke retailer atau sebaliknya. Kondisi ini akan membuat mata rantai menjadi lebih panjang sehingga akan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pendistribusian produk hingga ke tangan konsumen.

Selain itu, semakin panjang mata rantai saluran distribusi akan berakibat terjadi perselisihan harga yang tinggi di tingkat produsen dan di tingkat retailer. Perbedaan harga akan merugikan konsumen secara langsung dan kemudian secara bertahap akan merugikan perusahaan juga karena konsumen mulai sadar terhadap kondisi perbedaan harga produk.

Agar hal tersebut tidak terjadi, maka pihak manajemen saluran distribusi perusahaan harus mempertimbangkan banyak hal dalam penentuan mata rantai saluran distribusi. Pertimbangan-pertimbangan tersebut meliputi: sifat barang, sifat penyebaran, alternatif biaya, modal yang dapat disediakan, tingkat, keuntungan, dan jumlah permintaan. 

Melalui beberapa pertimbangan tersebut, perusahaan bisa menentukan panjang mata rantai dalam saluran distribusi dinilai tepat, sehingga ketidaklancaran kegagalan dapat aktivitas produksi tidak akan terjadi. Tidak jarang perusahaan menetapkan saluran distribusi yang melibatkan banyak mata rantai padahal tingkat keuntungan sangat tipis. Akhirnya harga penjualan kepada konsumen akan sangat tinggi sehingga bisa memberikan resiko kemacetan dalam penjualan. Maka itu, keberadaan mata rantai saluran distribusi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kelancaran penjualan. 

Baca juga : Apa Itu Distribusi, Tujuan, Beserta Fungsinya Dalam Penjualan

Pentingnya Menghindari Kesalahan Distribusi dengan Super Apps untuk Distributor

source : www.simplidots.com

Bagi sebuah perusahaan, sedikit saja kesalahan dalam aktivitas distribusi akan memberikan risiko yang tinggi. Adanya aktivitas distribusi merupakan upaya untuk menjembatani produsen dan konsumen supaya bisa saling terhubung dan saling memberikan manfaat. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan dalam aktivitas distribusi di atas, maka perusahaan selaku produsen, setiap mata rantai dalam saluran distribusi, dan konsumen akhir akan sama-sama mendapatkan manfaat dan keuntungan.

SimpliDOTS merupakan aplikasi berbasis teknologi Cloud untuk distributor. Dirancang dengan fitur-fitur lengkap dan mudah digunakan dalam mendukung perusahaan menyalurkan produknya. Meliputi SimpliDOTS SFA (Sales Force Automation), SimpliDOTS Retail, dan SimpliDOTS Monitoring untuk memantau kinerja tim sales di lapangan. Coba aplikasi SimpliDOTS sekarang juga, FREE Trial klik di sini

Share
Published by
Jowan Kho

Recent Posts

  • Strategi Bisnis
  • Strategi Distribusi

Case Study: Strategi Powerful Distribusi Es Krim AICE 5x Lebih Efisien dengan SimpliDOTS

Anda termasuk pecinta es krim? Ya, hampir semua orang memang menyukainya! Cita rasa manis, segar, dan lumer di mulut membuat… Read More

1 month ago
  • Sales Tracking

5 Masalah Aplikasi Sales Tracking yang Umum Ditemui dan Solusinya

Tim sales adalah ujung tombak distributor yang bertanggung jawab menawarkan produk atau jasa kepada pelanggan agar menghasilkan pendapatan ke perusahaan. … Read More

1 month ago
  • Aplikasi Distribusi
  • Distribusi
  • Teknologi

Aplikasi Sistem Distribusi untuk Manajemen Stocklist di Gudang, Apa Pentingnya?

Jika Anda menjalankan bisnis eCommerce atau distributor FMCG (Fast-Move Consumer Goods), manajemen stok barang di gudang dan aplikasi sistem distribusi… Read More

1 month ago